Page 29 - menara banten februari full cover
P. 29
Salah seorang pegiat wisata di Sawarna, A Erwin demi berakhir masyarakat bisa kembali datang ke
Komara Sukma banyak menceritakan tentang kon- Sawarna.
disi Kawasan Wisata Sawarna di era pandemi se- Apakah masih banyak pedagang yang berjualan di
karang ini. Cerita pilu diawali dari penurunan pen- sekitar pantai Sawarna, Erwin mengatakan, “Aya
gunjung yang tinggal menyisakan sekitar 20 persen sapalih (ada sebagian, red).”
hingga banyaknya pengelola penginapan yang Jika selama ini pengunjung lebih banyak menge-
mengalami kesulitan ekonomi, hingga keculitan nal dan mendatangi Tanjung Layar dan Ciantir, ke
membayar kredit. depan tentu saja diharapkan akan semakin banyak
Penurunan jumlah wisatawan juga dipastikan ber- potensi wisata lain yang dikunjungi.
imbas terhadap penurunan omzet penjualan dan “Seueur potensi nu unik (banyak potensi yang unik,
pendapatan jasa wisata lainnya. “Penurunan kun- red) di Sawarna,” kata Erwin, mengawali ‘promo’
soal kelebihan lain dari Sawarna.
Erwin atau biasa juga dipanggil Jaro Erwin terus
“ngaguar” ragam potensi wisata Sawarna yang
boleh jadi belum dikenal luas oleh masyarakat.
Kolam Hati atau kolam berbentuk hati di hamparan
karang, tebing relief di pinggir pantai menambah
keragaman potensi wisata Sawarna. Erwin men-
duga, dua lokasi tersebut merupakan peninggalan
sejarah masa lalu.
Belum lagi keberadaan Curug Tujuh yang berjar-
ak sekitar 2 kilometer dari Kantor Desa Sawarna.
Meski terlihat ekstrem, tetapi curug dengan air yang
sangat jernih tersebut terlihat sangat menarik. “Lo-
kasina caket Pantai Legon Pari,” ujar Erwin.
Pemprov Banten sangat menaruh perhatian terh-
adap pengembangan Kawasan Wisata Sawarna,
termasuk kawasan wisata lain di Provinsi Banten.
Perhatian tersebut bukan semata-mata didasarkan
pada kepentingan peningkatan pendapatan asli
daerah Pemprov Banten, tetapi lebih kepada mem-
berikan efek positif terhadap masyarakat sekitar.**
jungan sangat drastis. Akibatnya, Sawarna yang
terus menggeliat sejak tahun 2000 an, kini sepi pen-
gunjung. Perekonomian warga yang terkait dengan
pariwisata, secara otomatis terdampak,” ujar Erwin.
Kawasan wisata di Sawarna, kata Erwin, belakan-
gan ini lebih banyak ditutup, utamanya pada saat
pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) dan sekarang dilanjutkan dengan pember-
lakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Penutupan areal wisata tersebut untuk mengantisi-
pasi terjadinya kerumunan.
Namun, kondisi sulit seperti ini tidak menghentikan
aktivitas para pegiat wisata Sawarna untuk menata
dan mempromosikan potensi-potensi wisata yang
ada di Sawarna. Dengan harapan, setelah pan-
MENARA BANTEN | EDISI II | TAHUN 2021 29

